Vendor Tak Miliki Kualifikasi Khusus, Sepatu New Balance Produksi PWI 2 Cikande Diduga Abal-Abal

Uncategorized91 Dilihat

POROS1.COM – Produk sepatu New Balance (NB) yang diproduksi di PT Parkland World Indonesia (PWI) 2 Cikande, Kabupaten Serang diduga NB Abal abal. Pasalnya, beberapa artikel NB yang dibuat di PWI 6 Rangkasbitung yang merupakan anak cabang PWI 2 tidak sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pihak Buyer NB dan PWI 2.

Informasi yang dihimpun, PWI 6 merupakan anak cabang PWI 2 Cikande mempunyai ratusan karyawan membuat aper dan artikel NB saja. Untuk produksi artikel 327 dan 610 PWI 6 menunjuk PT Meteor yang ada di Citeras sebagai vendor tentu atas persetujuan PWI 2.

Namun, manager material PWI 6 Pak Hamka secara diam diam dan bekerja sama dengan seluruh pimpinan PWI 6 serta manager PT Meteor ibu Eva, dua artikel yang harusnya dikerjakan PT Meteor malah dikerjakan oleh PT Bagus yang merupakan perusahaan industri home yang ada di tanah tinggi Tangerang dan diduga tidak memiliki kualifikasi khusus.

“Mereka pimpinan PWI 6 dan manajer Meteor sepakat menunjuk PT Bagus untuk membuat artikel dan mereka mengambil keuntungan dari kerjasama itu,” kata Narasumber yang enggan disebutkan namanya.

Guna melancarkan aksinya, pimpinan PWI 6 meminjamkan 2 mesin cutting dan PT Bagus meminjamkan 6 mesin sablon yang disimpan di PT Meteor guna mengelabui tim audit dari pimpinan PWI 2 saat berkunjung ke PT Meteor. Jadi, mesin-mesin tersebut disimpan di PT Meteor seakan-akan material artikel 327 dan 610 dikerjakan di PT Meteor.

“Yang mengenalkan dan membawa PT Bagus pak Hamka, karena dia yang dari awal tahu dan kenal dengan PT Bagus,” ujar Narasumber.

Lanjutnya, penunjukan PT Bagus yang direkomendasi pak Hamka mendatangkan keuntungan bagi seluruh pimpinan PWI 6 dan PT meteor, karena untuk menutup mulut pimpinan PWI 6 mendapatkan sejumlah uang, Pak Hamka Setiap 2 Minggu sekali Mendapatkan Bagian paling besar yakni Rp 20 juta, Termasuk Rosida manager sewing setiap Minggu dapat bagian mulai dari uang, minuman keras dan duren kemasan, pak Komar Rp 1 juta setiap minggunya termasuk mamih Kwak juga terlibat dalam hal ini.

“Uang jatah pimpinan PWI 6 diatur oleh Bu Eva, kalau pak Hamka Melalui transfer, yang lain diantar setiap minggunya ke PWI 6 baik uang, minuman keras jenis souzu dan wiski serta duren yang di pak,” ujarnya.

Menurutnya, dalam hal ini banyak yang ikut bermain dan yang memegang Kendali bu Eva yang membagi kue hasil kerjasama ilegal ini termasuk orang PWI 2 dan utusan dari Buyer NB.

“Ada beberapa orang dari PWI 2 dan orang utusan Buyer yang terlibat dan mendapatkan jatah, dari kerjasama ilegal ini,” paparnya.

Dia mengaku, kerjasama ilegal ini dituangkan dalam kontrak kerjasama, namun tidak diketahui oleh Pimpinan PWI 2 dan dari Buyer NB. Karena, jika ini diketahui selesai sudah, Buyer NB dipastikan akan menarik order yang sudah berjalan.

“Jika ini diketahui oleh Buyer, otomatis orderan akan diputus total, karena yang dilakukan Hamka dan Eva serta yang lain merupakan tindakan ilegal serta masuk pada penggelapan uang perusahaan,” tuturnya.

Bahkan, kata dia, banyak karyawan yang mengetahui hal ini mendapat ancaman dari Eva dan Hamka, jika sampai ada orang lain tahu khususnya pimpinan PWI 2 dan Buyer.

“Jadi PT Bagus ini perusahaan industry home yang menyewa sebuah ruko di Tanah Tinggi Tangerang,” ucapnya.

Ahmad, Salah Seorang warga yang sudah lama memakai sepatu NB mengaku kecewa, karena hal ini sama saja penipuan yang dilakukan pihak NB, karena sepatu NB yang dia dan anaknya pakai harganya cukup lumayan mahal.

“Jadi yang saya pakai sepatu NB abal-abal dong,” ucap Ahmad.(Red)